Karya :
Zunita Mafuadah 9a
Kepalanya berdenyut, tubuhnya rasanya remuk, penglihatannya buram. Star
mengerjapkan sebelah matanya. Gelap, tak ada yang bisa dilihatnya. "Ya
Tuhan ini dimana?" sesaat setelah bangun Star bergumam. Bingung? Jelas
sekali.
Ia ingat sesaat sebelum ia berada di sini ia berada di kelas sedang
melamunkan kucing hitam yang ditabraknya saat pergi sekolah. Yang tiba-tiba
bisa ada di pangkuannya. Berpikir lagi, ia baru ingat! Ia hanya sendiri dikelas
tadi, pasti tidak akan ada yang tahu kalau Star hilang.
Star kembali meraba-raba sekelilingnya, mencari kacamata bundar
miliknya. Tangannya menyentuh sesuatu yang bundar. "Yes!" segera
dipakai bnda itu. Lumayan sekarang penerangannya jadi sedikit redup-redup.
Star mencoba berkeliling. Lukisan aneh dibawah ventilasi. Star bergidik
ngeri seraya mulai menggigiti kuku jarinya. Rasa takut mulai menyerangnya.
Star remaja berusia 15 tahun itu
meraba-raba lagi selagi ia membiasakan bola mata hitam legamnya dengan nuansa
gelap.
Remaja berambut hitam legam bergelombang dengan tinggi sekitar 168 cm
itu mulai merasakan gelenyar digin di tangannya. "Besi ini besi, pasti
gagang pintu. Syukurlah aku ingin cepat pulang memeluk Mama."
Segera ditarik kebawah gagang pintu, "Sial" bukannya ia keluar
malah kedalam sebuah ruangan sempit dan lebih gelap lagi. Sekelebat bayangan
hadir saat pintu mulai terbuka. Aneh, kenapa pintunya tak terkunci? Bukankah
dia diculik? Penculiknya tolol apa ga tega ya? Star mulai berpikir aneh aneh
saat mulai ketakutan.
"Eh eh tunggu bang kamu tadi siapa? Ikut dong takut nih." Star
meneriaki sekelebat bayangan hitam tadi. Duuakk
. Kaki Star menabrak sesuatu yang sangat keras.
Star berjongkok, melihat apa yang di tabraknya. Kotak Hitam penuh debu
dengan gembok yang terbuka. "Apa ya?" Tak pikir lama, Star membuka
kotak.
"Alaaamakkk,, Mamaaaaa" kaget sekali Star ketika ia mulai
membuka kotak kucing hitam malah meloncat keluar dan mencakar pipi temannya.
Star melihat kalung emas berbandul lempengan hitam metalik dengan ukiran
aneh, yang mengerat adogan dileher si kucing hitam.
Heerrrrrrhhhh
Errrrrhhhh
Deru kucing hitam ini menakutkan,
pikir Star. Tak disangka, kucing hitam
berubah jadi besar setinggi pahanya. Lebih besar lagi, setinggi perutnya. Dan
lebih besar bahkan lebih tinggi kucing ini dibanding Star sekarang.
klunting kluntingg
Entah suara apa, tapi yang paling penting sepertinya kucing hitam ini
akan mulai menekan Star. satu, dua, tiga.
Mulai Lari
"MAAAAMAAAA TOLONGGG AKUUUUU" Star kembali ke ruangan besar
sebelumnya ia bangun. Meraba-raba apapun. Apapun asal ia bisa pulang. Ia
menemukan kayu balok, buukk mendarat
kasar di wajah kucing hitam yang hanya membuatnya semakin mengeram menakutkan.
Gagal, Star Gagal kabur. Pandangannya menggelap lagi. Tubuhnya merasakan
sakit yang lebih lagi. Semuanya jadi menabur. Sebelum eksistensi tak nyata bumi
menariknya ke pelukan.
CRAASSHHH
Inikah akhirnya?
"Star, hei kamu baik-baik saja? Ah kebiasaan melamun. Kebiasaan
jelek tuh!"
ah, aneh sekali
Yang dipanggil mengerjap, sampai-sampai membenarkan letak kacamata
bundar nya. Menggeleng sesaat, mengumpulkan fokus.
"Mo...Moona? Tadi sebelum istirahat pak guru ngasih tugas
apa?" Star bertanya pada teman sebangkunya. Oke! Hanya menghilangkan
kebingungan.
"Santaii, kan tadi ga ada guru yang masuk. Kamu ini gimana
sih" Moona mengibaskan tangan kanan sesaat.
klintingg
ahh,, suara ini
"Moon, denger gak suara lonceng barusan?"
"Gak tuh, mana ada suara lonceng"
srrratttt
Star kembali tertarik kesadarannya, kembali bangun di sebuah ruangan
besar nan gelap. Star meraba-raba, "ah pintu"
duuk kaki Star
terbentur sebuah kotak hitam berdebu yang tanpa sengaja malah membuka kotak
itu. "Deru kucing" gumam Star.
"Mamaaaaa" benar saja sesaat setelah Star melongok dalam kotak
keluarlah kucing hitam. Star menggigiti kuku, saat kucing itu bertambah besar.
"Mamaaaaa tolong akuu" Star berlari kembali menuju ruangan
besar tadi.
Crassh
Gagal, gagal. Star gagal melarikan diri. Star kehilangan pandangan dan
keseimbangan tubuh. Seolah ada tangan tak kasat mata menariknya ke tanah. Star
berhasil jadi mangsa kucing hitam.
"Star, hei kamu baik-baik saja? Ah kebiasaan melamun. Kebiasaan
jelek tuh!"
ah, aneh sekali
Yang dipanggil mengerjap, sampai-sampai membenarkan letak kacamata
bundar nya. Menggeleng sesaat, mengumpulkan fokus.
klintingg
ahh,, suara ini
"Moon, denger gak suara aneh barusan?"
"Gak tuh, mana ada suara, yang ada suara ketua kelas noh
ngorok."
sialll, aneh sekali
srrratttt
Star kembali tertarik kesadarannya, kembali bangun di sebuah ruangan
besar nan gelap.
Star kembali di terkam kucing hitam besar lagi.
Lagi
Lagi
Dan Lagi
"Mamaaaaa tolongg"
Crasshh..Star gagal melarikan diri.
"Hei Nak, kau tak apa? Tanang, jangan kau pikirkan kucing tadi, dia
selamat kok. Sekarang kita akan ke dokter. Periksa rutin Skizofrenia kamu
Star." Pria paruh baya dengan jambang yang habis dicukur merangkul Star
dari pinggir di dalam mobil sedan mewah itu.
"Nah Star kita sampai, jangan dipirkan lagi kucing itu." ucap
Ayah, ayahnya mengingatkan lagi.
"Ya Ayah, aku menyesal tadi pagi malah kabur keluar mobil saat aku
tau aku menabrak kucing. Untung Pakdhe Adi -supir pribadi- segera mengecek
kondisinya." Star lesu, melepas sepatu beda sebalahnya lalu memasuki
ruangan dokter dengan rambut berantakan dan kuku-kuku yang sudah gripis
digigitinya.
Selanjutnya...