Karya :
Lavida
Destri Kavita 9A
Ardi adalah
seorang siswa SMA yang mempunyai hobi membaca komik, dari genre fiksi,
horor, aksi, tailer, hingga romantis sudah banyak yang dia baca, terutama genre
romantis itu kesukaannya, Ardi tak hanya membaca komik dari perpustakaan
sekolah tetapi dia juga membeli dari Gramedia, Di rumahnya banyak sekali
rak-rak buku yang sudah dipenuhi oleh berbagai macam komik kesukaannya, itu
tandanya dia tak sekedar membacanya melainkan mengoleksi juga, dimanapun Ardi
berada dia tak akan lupa membawa buku komik untuk dibacanya, apalagi saat jam
pelajaran kosong tak segan Ardi membacannya, menghiraukan teman-temannya yang
asik bermain game, menurutnya membaca komik itu menyenangkan daripada
yang lain.
Disinilah Ardi sekarang di perpustakaan saat
jam istirahat, duduklah Ardi di kursi perpustakaan, dibuka buku komiknya tetapi
ada yang aneh,di halaman 56 tepatnya bab baru yang akan dia baca terdapat
tulisan ‘apakah kamu mau merasakan
bagaimana hidup di dunia komik ?’, Ardi membacannya beberapa kali sambil
mengucek mata, apakah dia salah membaca? Tapi nihil tulisan itu tetap sama, kemudian
dia membalik halaman selanjutnya, ada tulisan lagi ‘mau mencoba?’, didalam hati dia berpikir apakah benar dia bisa
masuk ke dunia komik, tanpa sadar Ardi sudah membayagkan bagaimana rasanya
hidup di dunia komik, pasti menyenangkan dia bisa bertemu cewek-cewek cantik,
berpetualang, bisa melakukan apapun semaunya seperti di buku komik yang sering
dibacanya, dia menjawab ‘iya’ lalu semuanya menjadi gelap kemudian ada sebuah
cahaya yang terang agak jauh didepannya, Ardi mengikuti cahaya itu sampai dekat
dan dapat dilihat didepanya seperti perbatasan antara dunia ini dengan dunia
komik, dia masuk dan cahaya yang menghubungkan dunia ini dengan dunia komik menghilang.
Ardi
melihat-lihat sekitar terdapat banyak pohon sakura seperti di jepang dan korea,
tidak seperti biasannya yang dia lihat adalah pohon Jati, Ardi juga melihat ada
segerombolan cewek-cewek cantik yang sedang memperhatikannya, tanpa sadar dia
sudah dikerubungi oleh cewek-cewek tadi, salah satu dari mereka berkata “ kamu
ganteng banget sih” yang lain menyahut “ iya bener banget “, Ardi yang
diperlakukan seperti itu hanya tersenyum, dalam hatinya dia berkata “ enak
banget hidup disini direbutin cewek-cewek cantik, tapi kok mereka genit banget
ya?, orang mereka gak kenal sama gue kok tiba-tiba jadi sok kenal ”, Ardi
clingak-clinguk melihat sekitar, dilihatnya seorang bodyguard yang sedang memperhatikannya di belakang
cewek-cewek tadi, Ardi menghampirinya, bodyguard itu berkata “selamat siang
Ardi, disini saya sebagai bodyguard tuan Amir ingin menjemput anda untuk
bertemu dengannya”, “tapi saya tidak mengenal tuan Amir, dan juga ada urusan
apa?” tanya Ardi, “saya tahu, tapi setelah anda bartemu dengannya langsung
pasti anda akan mengerti” sahut bodyguard tersebut, “ baik kalau begitu” putus
Ardi. Disinilah Ardi sekarang seperti disebuah kantor pencetakan komik, aneh
tempatnya melayang di awan, mungkin karena ini di dunia komik, tadi juga waktu
perjalanan ke sini mobil yang mengantarnya saja berjalan di awan.
Sudah 1 bulan Ardi berada di
dunia komik ini sekarang Ardi sudah berada di rumahnya yang besar nan mewah
yang diberikan tuan Amir, disini hidup Ardi enak semua bisa didapatnya, tapi
dia bosan tidak ada teman- temannya yang biasanya menganggu dia saat sedang
asik-asiknya membaca komik, dia bisa sih memiliki teman di sini, malah mudah
menurutnya tapi rasanya beda teman di sini dan di dunia manusia ,teman disini
tidak ada asik-asiknya, nggak jelas deh pokoknya, nggak ada yang lucu malah
ketawa nggak jelas, kalau udah gerak, gerak terus nggak mau berhenti, kalau
udah bicara yah bicara terus nggak ada habisnya, mulutnya nggak capek gitu.
Lama memikirkan hal itu dia teringat kata-kata tuan Amir 1 bulan yang lalu ,
tuan Amir yang diketahuinya adalah pemilik dunia komik ini, “ kau bisa minta apapun yang kau inginkan disini tapi disini akan
sedikit berdeda dengan dunia asalmu, apakah kau tetap ingin hidup di dunia
komikku ini ?, aku tidak akan memaksamu jika kamu tidak mau” Tanya tuan Amir,
Ardi hanya menjawab ‘iya’, pada saat
itu juga tuan Amir memberikan sebuah pil yang katanya bisa membuatnya kembali
pada dunia manusia, dia juga berkata pil itu ada tanggal kedaluarsanya “pil ini
akan kedaluarsa 1 bulan lagi, pikirkan lagi tentang keputusanmu itu sebelum
kamu menyesal” ucap tuan Amir. Ardi baru ingat dia diberi pil oleh tuan
Amir waktu itu, dia berucap “ oh yah, dimana gue simpen pil itu ya?” tanyanya
pada dirinya sendiri, “dasar bodoh, di laci kamar gue!” ucap Ardi sambil
menjitak kepalanya sendiri, dia langsung berlari menuju kamarnya, dicarilah pil
itu di laci kamarnaya, dan benar pil itu ada disana, “tapi masa kedaluarasa pil
itukan 1 bulan, sekarang sudah 1 bulan ehh tunggu-tunggu hari ini kan masih
belum kedaluarsa, belum 1 bulan penuh sekarang baru jam 10.30 siang sedangkan
masa kedaluarsanya masih nanti jam 12 malam” batinnya dalam hati, tanpa ragu
Ardi meminum pil itu dan semuannya menjadi gelap.
Sinar metahari sudah menyinari tubuh pemuda yang baru berusia 16 tahun
itu tapi dia tetap bisa tidur dengan nyenyak tak terganggu, alarm di ponselnya
berbunyi lagi, sudah 5 kali ini berbunyi, Ardi yang pendengarannya sudah terusik
oleh alarm yang sudah berkali-kali bunyi pun terbangun, dilihat jam di ponselnya
yang menunjukkan sudah pukul 07.00 dia
yang menyadarinya pun langsung meloncat dari tempat tidur dan langsung masuk ke
kamar mandi, selesai mandi dan memakai seragam tak lupa dia memasukkan buku
komik kesukaannya dalam tas, yah pemuda itu adalah Ardi, dia sudah menjalani
hidupnya seperti biasanya.Tidak ada dunia komik lagi seperti di buku-buku
komiknya, biarkan dia yang pernah hidup di dunia komik itu hanya jadi kenangan
dan pengalaman, memang hidup sesuai realita kita itu enak tetapi hidup di dunia
ini lebih baik karena ini memang dunia kita jadi sepantasnya dinikmati dan
disyukuri.
0 Komentar "CERPEN "Beerada di Dunia Komik""
Posting Komentar